Isu adalah topic yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu
yang memungkinkan orang untuk mengemukakan pendapat yang bervariasi. Isu
muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai.
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat
dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah
dan apakah pernyataan itu baik atau buruk. Moral adalah keyakinan individu
bahwa sesuatu adalah mutlak baik, atau buruk walaupun situasi berbeda Etika dan
moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang
berlaku.
Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan
ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris,
atau pemegang saham utama perusahaan. Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa
personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau hubungan lain yang akan
mengganggu, atau terlihat dapat mengganggu, dengan penilaian baik mereka
berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat
timbul manakala personil mengambil tindakan atau memiliki kepentingan yang
dapat menimbulkan kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya secara
objektif dan efektif. Benturan kepentingan juga muncul manakala seorang
karyawan, petugas atau direktur, atau seorang anggota dari keluarganya,
menerima tunjangan pribadi yang tidak layak sebagai akibat dari kedudukannya
dalam perusahaan. Apabila situasi semacam itu muncul, atau apabila individu
tidak yakin apakah suatu situasi merupakan benturan kepentingan, ia harus
segera melaporkan hal-hal yang terkait dengan situasi tersebut kepada petugas
kepatuhan perusahaan. Apabila manajemen senior perusahaan menetapkan bahwa
situasi tersebut menimbulkan benturan kepentingan, mereka harus segera
melaporkan benturan kepentingan tersebut kepada komite pemeriksa.
A. Kategori situasi benturan
kepentingan (conflict of interest) tertentu, sebagai berikut:
· Segala
konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan
mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau
pesaing (competitor).
Contoh : Seorang karyawan disebuah perusahaan memeliki
usaha dibidang penyedian bahan baku, dan kemudian karyawan tersebut berusaha
menggantikan aktifitas pemasok lain dengan memasukkan pasokan bahan baku dari
usaha yang dia miliki tersebut ke perusahaan tempat dia bekerja
· Segala
kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
Contoh : Ketika seorang karyawan mendapatkan tugas keluar
kota dari perusahaan tempat dia berkerja dia memanfaatkan sebagian dari waktu
tersebut untuk sekalian berlibur dengan anggota keluarganya.
· Segala
hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih ada hubungan
keluarga (family) atau dengan perusahaan yang dikontrol oleh personal tersebut.
Contoh : Seorang karyawan di suatu perusahaan memasukkan
anggota keluarganya untuk dapat menempati suatu posisi di perusahaan tersebut
tanpa harus melewati tahapan recruitment seperti para pencari kerja lainnya.
· Segala
posisi dimana karyawan dan pimpinan perusahaan mempunyai pengaruh atau control
terhadap evaluasi hasil pekerjaan atau kompensasi dari personal yang masih ada
hubungan keluarga.
Contoh : Seorang manajer memberikan evaluasi hasil
kerja yang baik terhadap anggota keluarganya yang bekerja di perusahaan itu
juga, padahal kinerja dari anggota keluarganya itu tidak sesuai dengan hasil
laporan yang dilaporkan oleh manajer tersebut.
· Segala
penggunaan pribadi maupun berbagai atas informasi rahasia perusahaan demi suatu
keuntungan pribadi, seperti anjuran untuk membeli atau menjual barang milik
perusahaan atau produk, yang didasarkan atas informasi rahasia tersebut.
Contoh : Seorang karyawan disuatu perusahaan memberikan
atau membocorkan rahasia perusahaan kepada temannya yang berkerja disuatu
perusahaan yang bergerak dibidang usaha yang sama.
· Segala
penjualan pada atau pembelian dari perusahaan yang menguntungkan pribadi.
Contoh : Perusahaan membeli kendaraan untuk menunjang
kegiatan operasional perusahaan, tetapi salah satu karyawan diperusahaan
tersebut menggunakan kendaraan tersebut untuk berekreasi ke suatu tempat.
· Segala
penerimaan dari keuntungan, dari seseorang / organisasi / pihak ketiga yang
berhubungan dengan perusahaan.
Contoh : Perusahaan menjual salah satu asetnya kepada
perusahaan lain dengan harga yang telah dimanipulasi sehingga perusahaan
memperoleh keuntungan yang besar.
B. Beberapa contoh upaya
perusahaan / organisasi dalam menghindari benturan kepentingan :
· Menghindarkan
diri dari tindakan dan situasi yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan
perusahaan.
· Mengusahakan
lahan pribadi untuk digunakan sebagai kebun perusahaan yang dapat menimbulkan
potensi penyimpangan kegiatan pemupukan.
· Menyewakan
properti pribadi kepada perusahaan yang dapat menimbulkan potensi penyimpangan
kegiatan pemeliharaan.
· Menghormati
hak setiap insan perusahaan untuk memiliki kegiatan di luar jam kerja, yang
sah, di luar pekerjaan dari perusahaan, dan yang bebas dari benturan dengan
kepentingan.
· Mengungkapkan
dan melaporkan setiap kepentingan dan atau kegiatan-kegiatan di luar pekerjaan
dari perusahaan. yaitu: Kepada atasan langsung bagi karyawan, Kepada Pemegang
Saham bagi Komisaris, Kepada Komisaris dan Pemegang Saham bagi Direksi.
Aktivitas Bisnis Internasional – Masalah Budaya
Bagaimana cara dan perilaku manusia melakukan sesuatu serta
bagaimana suatu kelompok individu membentuk kebiasaan. Kepemimpinan berperan
sebagai motor yang harus mampu mencetuskan dan menularkan kebiasaaan produktif
di lingkungan organisasi. Maka dengan demikian, masalah budaya perusahaan
bukanlah hanya apa yang akan dikerjakan sekolompok individu melainkan juga bagaimana
cara dan tingkah laku mereka pada saat mengerjakan pekerjaan tersebut.
Seorang pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk
budaya perusahaan. Hal itu bukanlah sesuatu yang kabur dan hambar, melainkan
sebuah gambaran jelas dan konkrit. Jadi, budaya itu adalah tingkah laku, yaitu
cara individu bertingkah laku dalam mereka melakukan sesuatu. Tidaklah
mengherankan, bila sama-sama kita telaah kebanyakan perusahaan sekarang ini.
Para pemimpin yang bergelimang dengan fasilitas dan berbagai kondisi kemudahan.
Giliran situasinya dibalik dengan perjuangan dan persaingan, mereka mengeluh
dan malah sering mengumpat bahwa itu semua karena SDM kita yang tidak kompeten
dan tidak mampu.
Mereka sendirilah yang membentuk budaya itu (masalah
budaya). Semua karena percontohan, penularan dan panutan dari masing-masing
pemimpin. Maka timbul paradigma, mengubah budaya perusahaan itu sendiri. Budaya
perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku
etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma yang
membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku.
Sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya perilaku yang tidak etis.
Manajemen Krisis
Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah
kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal.
Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis ‘normal’ yang menyebabkan
perusahaan mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan
dengan demikian dapat dikategorikan sebagai krisis. Kejadian buruk dan krisis
yang melanda dunia bisnis dapat mengambil beragam bentuk. Mulai dari bencana
alam seperti Tsunami, musibah teknologi (kebakaran, kebocoran zat – zat
berbahaya) sampai kepada karyawan yang mogok kerja. Segala kejadian buruk dan
krisis, berpotensi menghentikan proses normal bisnis yang telah dan sedang
berjalan, membutuhkan penanganan yang segera (immediate) dari pihak
manajemen. Penanganan yang segera ini kita kenal sebagai manajemen krisis (crisis
management).
Saat ini, manajemen krisis dinobatkan sebagai new corporate
discipline.Setidaknya terdapat enam aspek yang mesti kita perhatikan jika kita
ingin menyusun rencana bisnis yang lengkap yaitu tindakan untuk menghadapi :
1. Situasi darurat (Emergency Respon).
2. Skenario untuk pemulihan dari bencana (Disaster
Recovery)
3. Skenario untuk pemulihan bisnis (Business
Recovery)
4. Strategi untuk memulai bisnis kembali (Business
Resumption)
5. Menyusun rencana-rencana
kemungkinan (Contingency Planning)
6. Manajemen Krisis (Crisis Management).
Penanganan krisis pada hakekatnya dalam setiap
penanganan krisis, perusahaan perlu membentuk tim khusus. Tugas utama tim
manajemen krisis ini terutama adalah mendukung para karyawan perusahaan selama
masa krisis terjadi. Kemudian menentukan dampak dari krisis yang terjadi
terhadap operasi bisnis yang berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik
dengan media untuk mendapatkan informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus
menginformasikan kepada pihak-pihak yang terkait terhadap aksi – aksi yang diambil
perusahaan sehubungan dengan krisis yang terjadi.
Sumber :
Isnanto, R. Rizal. 2009. Buku ajar etika
profesi. Semarang : Universitas Diponegoro
Qohar, Drs. H Adnan. 2012. Jurnal pengertian etika dan
profesi hukum
Heru satyanugraha "ETIKA BISNIS Prinsip dan
Aplikasi" Edisi Kedua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar